Sesak hati ini. Persepsi itu sudah menjamuri sebagian besar kepala masyarakat indonesia bahkan dunia saat ini. berislam dengan Khaaffah saat ini sudah merupakan barang yang terkadang dianggap aneh. Media massa yang “konvensional” segaja membesar-besarkan bahkan terang-terangan melebih-lebihkan berita. padahal mereka juga beragama Islam, agama yang seharusnya mereka bela dengan sepenuh hati. Media–yang disesaki oleh orang-orang konvensional–sekarang sudah terbiasa menyajikan berita-berita tetang teroris-teroris yang meresahkan masyarakat. kalau memang disajikan berdasarkan fakta dilapangan ya memang sewajarnya dan memang sudah seharusnya. namun pada kenyataannya berita-berita tersebut kadang terkesan menyudutkan umat Islam.
Memangnya ada yang salah kalau kami berjenggot semata-mata mengikuti sunnah Rosulullah SAW. Padahal banyak dibelahan dunia sana yang berjenggot menjadi rahib namun tak pernah tersentuh hujatan. Memangnya ada yang aneh kalau akhwat-akhwat kami menjulurkan jilbab yang lebar menutupi dada dalam rangka menjalankan perintah langsung dari Yang Maha Kuasa. Padahal para biarawati menggunakannya juga namun tidak pernah ada yang memprotes keras.
Berusaha berislam dengan baik kadang senantiasa dianggap fanatisme pada sebuah golongan atau partai. Padahal itu semua hanyalah wajihah (sarana) kami dalam menggapai ridhoNya. Ada pengalaman seorang pemuda yang dulu bergelimang dosa dan sekarang sudah menjadi aktivis da’wah setelah mengenal tarbiyah. tanggapan dari teman-teman semasa “jahiliyah” dulu sangat tidak mengenakkan hatinya. Mereka masih saja mempermasalahkan jenggot=teroris. Masalah isi kepala yang konvensional.
Bisa kita lihat dari hal-hal tersebut bahwa PR kita masih banyak, sedangkan waktu yang tersedia sangat terbatas. Masih bisakah kita tidur nyenyak padahal ada saudara-saudara kita dibelahan dunia sana yang tidak bisa tidur karena diselimuti ketakutan. Setujukah kita dengan apa yang dikatakan The guardian (surat kabar inggris) yang menulis bahwa Bush mengatakan “Terorisme (Islam)” sebagai ancaman, dengan apa yang dilakukan Hitler yang menyatakan komunis sebagai ancaman bagi keamanan bangsanya.
Masih bisakah lidah kita berkata-kata? Tegaskan bahwa “Kami Bukan Teroris”. (DAI)
Sumber : http://www.hudzaifah.org/

0 komentar:
Posting Komentar
Jangan di spam ya bro ....