Oleh: Herry Nurdi
Kristenisasi di berbagai kampus perguruan tinggi muncul menyeruak. Tapi seperti gunung es, kasus yang nampak sesungguhnya lebih kecil dari apa yang terjadi.
Sebut saja namanya Adam. Ia mahasiswa cerdas asal Sumatera Barat yang lulus ujian saringan masuk ke Institut Pertanian Bogor. Ia berasal dari sebuah keluarga yang sederhana. Untuk membiayai sekolahnya saja, ada banyak hal yang harus dikorbankan keluarga Adam di kampung halaman.
Di kampusnya, Adam terbilang mahasiswa yang cukup berprestasi. Sampai suatu ketika, ia terjebak dalam sebuah situasi yang membuatnya benar-benar tak berdaya. Adam terbelit urusan dengan jaringan NII yang memang diketahui banyak bermasalah. Seperti kasus-kasus yang lain, NII meminta Adam memberikan infaq dengan jumlah yang terbilang besar untuk ukurannya. Menghadapi situasi seperti ini, meminta bantuan pada orangtua di kampung halaman jelas bukan sebuah pilihan. Alhasil, Adam hanya bisa melamun dan kebingungan.
Pada kondisi seperti itu, tiba-tiba ada seorang mahasiswi Kristen yang menawarkan bantuan kepada Adam dengan segala keramahannya. Tentu saja ia menjelma bak dewa penolong di mata Adam. Tapi ujung dari pertolongan itu membuat Adam seperti terlepas dari mulut harimau, jatuh ke moncong srigala. Ia terjebak dan terkepung dalam usaha Kristenisasi yang mengincar mahasiswa di berbagai kampus.
Awalnya, sang mahasiswi Kristen tampil dengan performance penuh kasih dan penolong. Penampilan seperti itu membuat Adam sedikit demi sedikit bergeser dari simpati menjadi akrab dan tak berjarak. Singkat cerita, Adam pun pindah tempat kos ke lingkungan mahasiswa Kristen di dekat kampus IPB Darmaga, Bogor. Merasa mangsa sudah masuk dalam jebakan, usaha pun kian digalakkan. Tak hanya berpindah tempat kos, Adam bahkan sempat disekap selama lebih dari tiga bulan.
Dalam penyekapan ini, otak Adam benar-benar dicuci. Doktrin-doktrin Kristus dan Injil menjadi santapan sehari-hari. Sedangkan akidah dan ajaran Islam di benak Adam, hilang entah ke mana. Tak hanya didoktrin dan dicuci otaknya, dalam penyekapan ini pun Adam mendapat perlakuan tak senonoh dari orang-orang yang menyebut dirinya “penyelamat domba-domba”. Adam disodomi, entah berapa kali.
Selepas dari penyekapan, Adam benar-benar menjadi “manusia baru”. Ia tak hanya berpindah agama, tapi sudah menjadi penginjil yang militan. Sebagai penginjil baru, beberapa kampus sempat menjadi ladang misinya. Ia sempat menjalankan tugas di Universitas Diponegoro, Universitas Jenderal Sudirman, Surabaya, Malang dan beberapa universitas lain di Pulau Jawa.
Tapi alhamdulillah, kini Adam telah insaf. Ia mendapat hidayah Allah dan kembali pada jalan yang benar. Kini ia kembali dan menetap di kampung halaman, Sumatera Barat.
Lain Adam, lain lagi yang dialami Rahmi, juga bukan nama sebenarnya. Rahmi adalah mahasiswi tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi yang terkenal dengan pendidikan ilmu komputernya di daerah Depok. Suatu ketika, Rahmi diajak mojok oleh seorang mahasiswa Kristen yang ia kenal. Mahasiswa tersebut ngobrol dan menyediakan diri sebagai tempat curhat dan bercerita tentang masalah dan problem yang dihadapi Rahmi. Tapi lama-lama, acara curhat jadi sebuah diskusi tentang agama dan ketuhanan. “Saya lama-lama seperti dihipnotis oleh mahasiswa Kristen itu,” ujar Rahmi pada SABILI.
Pertemuan pertama dilanjut dengan beberapa pertemuan lainnya. Dan akhirnya, dibaptislah Rahmi. Proses pembaptisan itu sendiri dilakukan oleh seorang mahasiswa yang diawasi oleh seorang seniornya. Menurut Rahmi, senior tersebut bertugas memastikan sang junior tak mengalami masalah.
Setelah dianggap telah menjadi seorang Kristiani, Rahmi beberapa kali diajak untuk mengikuti kebaktian dan pembekalan. Mendengarkan ceramah dan kaset-kaset berisi lagu rohani menjadi program dari pemantapan iman yang dijalani Rahmi. Sejak itu, Rahmi menjadi asing dengan teman-temannya yang Muslim, bahkan dengan orangtuanya sendiri.
Masih menurut Rahmi, selain dirinya ada lima teman sekampus yang ia kenal telah berpindah agama. “Lima orang tersebut, termasuk saya, dibaptis oleh satu orang. Jika satu orang mampu membaptis lima orang, saya tidak bisa membayangkan berapa yang sudah mereka baptis jika mempunyai tenaga lebih dari 50 orang,” ujar Rahmi ngeri.
Seperti Adam, Rahmi telah diselamatkan Allah dan kembali memeluk Islam. Tapi sayang, tidak dengan empat orang lainnya. Menurut Rahmi, sebenarnya tidak empat orang yang ia kenal. Ia bercerita, dirinya sempat memergoki daftar nama mahasiswa Muslim yang telah menjadi target dan incaran mereka. Rahmi tak bisa menyebutkan jumlahnya. “Yang jelas banyak banget,” katanya.
Yang membuat Rahmi gerah, para pelaku pemurtadan itu seolah punya keberanian lebih yang luar biasa. “Orang yang membaptis saya hingga saat ini masih berkeliaran di kampus dengan bebasnya. Mereka berlindung di dalam organisasi keagamaan yang ada di kampus,” terang Rahmi.
Masih di Jakarta. Sebuah kampus di bilangan Senayan, Jakarta Selatan, konon disebut-sebut sebagai sasaran besar yang mahasiswanya menjadi incaran pemurtadan. Sama dengan dua nama sebelumnya, korban pemurtadan di kampus swasta yang terbilang favorit meminta SABILI untuk merahasiakan identitasnya. Sebut saja wanita berumur 26 tahun dengan nama Wati.
Kisah Wati berawal dari masalah keluarga yang ia hadapi. Saat ia menghadapi masalah di dalam keluarganya, ia membutuhkan teman untuk berbagi cerita. Seorang teman pria Wati yang dikenal sebagai seorang Katolik taat, menjadi tempat untuk bercerita. Berawal dari curhat-curhatan, lama-lama hubungan keduanya bertambah akrab. Keakraban ini membuat Wati memilih tinggal di sebuah tempat kos dekat sang pria dan tidak lagi tinggal di rumah orangtuanya.
Beberapa bulan tinggal berdekatan, pria Katolik tersebut banyak mengenalkan Wati dengan teman-temannya. Mereka berdiskusi tentang agama, tentang tuhan, dan tentang doktrin-doktrin Katolik. Akhirnya, pendek kata, Wati jadi hidup serumah dengan sang pria. Layaknya suami-istri, itulah kehidupan baru yang dijalani Wati.
Selama proses tersebut, tak sedikitpun Wati memberi kabar keberadaannya pada orangtua. Wati menjalani proses bina iman, yang disebut dengan Katekis di sebuah gereja di daerah Slipi. Akhir dari semua proses tersebut, 8 Maret 2002 silam, Wati menemui orangtuanya yang tinggal di bilangan Tebet, Jakarta Selatan untuk meminta izin nikah dan pindah agama. Sang ibu tentu saja shock berat mendengar itu semua dan tak menyetujui niat Wati.
Akhir Oktober tahun lalu, Wati dibaptis dan dinikahkan dalam keadaan hamil di paroki tempatnya dibina. Bahkan menurut pengakuan Wati, kini ia menjalani proses menjadi penginjil untuk mencari domba-domba yang hilang. Selain kasus Wati, ada dua kasus lain di kampus yang sama yang terlacak oleh Tim SABILI. Keduanya menimpa dua orang Muslimah belia yang baru berusia 23 tahun. Satu di antaranya bahkan sempat hilang diculik dan dimurtadkan.
Satu lagi kasus yang lebih mengerikan menimpa keluarga Dwi Suryo di Lampung. Yoppi Aryana, anak gadis yang sedang tumbuh dan berkembang, digarap oleh pelaku Kristenisasi dengan keji saat ia berkuliah di Universitas Lampung. Bak cerita dalam novel-novel detektif, sempat terjadi baku culik antara orangtua Yoppi dan pelaku Kristenisasi yang tampaknya telah mempunyai jaringan yang rapi. Kini Yoppi telah hilang, ditelan monster pemurtadan yang mengerikan. (baca: Hilang Dicaplok Monster)
Mari kita beralih ke Bandung. Berbagai kampus yang tersebar di Kota Kembang ini disebut-sebut menjadi garapan serius para misionaris dan penginjil busuk. Satu di antara yang berhasil SABILI temukan adalah pemurtadan di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI dulu IKIP, red).
Kasus yang terjadi di UPI mencerminkan bahwa gerakan Kristenisasi yang menyerbu kampus-kampus ini memang terorganisir dengan rapi. Cerita ini terkuak agak terlambat, karena beberapa mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas Teknik dan Bahasa yang tadinya berjilbab dan menutup aurat tiba-tiba murtad.
Beberapa waktu sebelum peristiwa itu terjadi, ada beberapa orang yang berpenampilan layaknya seorang Muslim bertandang ke kampus dan melakukan dialog. Yang pria mengenakan baju koko, bahkan yang perempuan mengenakan jilbab rapi menutupi auratnya. Salah satu di antara mereka mengaku telah bersyahadat dan disaksikan oleh KH. Miftah Faridl di Pusat Dakwah Indonesia. Ia mengaku mahasiswa lulusan Oxford, Harvard dan beberapa perguruan tinggi terkemuka bertaraf internasional.
Menurut salah seorang sumber SABILI di UPI, orang-orang seperti mereka melaksanakan aksinya dengan mendekati mahasiswa-mahasiswi dan mengajak mereka berdiskusi. Dengan penampilan sebagai seorang Muslim yang mengaku muallaf dan bercerita tentang suka dukanya memeluk Islam, orang-orang seperti ini langsung mendapat simpati. Simpati yang mereka dapat lalu dimanfaatkan sebagai pintu masuk lebih jauh mendekati para mahasiswa.
“Awalnya mereka mengajak diskusi tentang Ka’bah. Kenapa Ka’bah itu disembah? Bukankah sama dengan berhala kalau menyembah Ka’bah? Lalu diskusi pelan-pelan dialihkan menjadi pembahasan tentang Yesus dan sebagainya,” ujar sumber SABILI.
Pelaku permutadan di UPI tersebut sebenarnya sempat ditangkap dan diinterograsi oleh para aktivis dakwah kampus. Tapi ia akhirnya berhasil meloloskan diri dan tak pernah nongol lagi. Beberapa aktivis sempat melacak orang yang mengaku bernama Daniele Andrian Pangestu alias Salman Al Farisi ini. Kabar terakhir yang didapat, ia telah mendekam di dalam sel kepolisian wilayah Cianjur. Konon ia tersangkut masalah penipuan dan menjadi polisi gadungan.
Beberapa kampus lain di Bandung yang diindikasikan terjadi kasus pemurtadakan adalah ITB, STPDN dan STT Telkom. Untuk mengantisipasi kegiatan pemurtadan yang sudah pada tingkat meresahkan di kalangan mahasiswa ini, beberapa aktivis dakwah kampus akhir Maret lalu membentuk sebuah organisasi. Organisasi tersebut bernama JAMAAT atau Jaringan Mahasiswa Anti Pemurtadan yang dideklarasikan di STPDN, 30 Maret 2003.
Penelusuran yang dilakukan SABILI, selain gerakan yang bersifat perorangan ada dua organisasi yang berada di balik aksi pemurtadan di kampus. Organisasi pertama disebut PERKANTAS (Persekutuan Antar Universitas). Yang kedua, LPMI (Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia).
PERKANTAS nyaris tak bisa terdeteksi, selain karena gerakan mereka bersifat di bawah tanah alamat yang digunakan pun hanya Po. Box belaka. Sementara itu, LPMI disebut-sebut bernaung di bawah nama Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). Namun, Pdt. Natan Setiabudi, Ketua PGI menolak keras LPMI berada di bawah organisasinya. “Kami tidak mengenal LSM itu sama sekali,” terangnya pada SABILI.
Ia juga menerangkan, tak bisa memberikan komentar tentang kasus Kristenisasi yang marak terjadi di kampus. “Bagi saya, informasi itu tidak jelas dan akan semakin menjauhkan kita dari fakta yang sebenarnya jika dibahas. Informasi itu kurang menarik,” ujarnya. Natan menambahkan, karena LPMI tak bersangkut-paut dengan lembaga yang dipimpinnya, maka PGI juga tidak bisa diminta pertanggungjawaban atas apa yang dilakukan oleh LPMI.
Jika Natan dalam jawabannya mengisyaratkan tak ada gerakan Kristenisasi di berbagai kampus, dan menganggap informasi tersebut tak menarik maka berbeda dengan yang diungkapkan Ustadz Abu Deedat. Kristolog yang aktif menangkal gerakan Kristenisasi ini mengatakan ada gerakan sistematis yang mengancam mahasiswa Muslim di kampus-kampus seluruh nusantara. “Dari kasus-kasus yang saya tangani, mencerminkan gerakan mereka terstruktur dan terorganisir dengan rapi. Hampir di seluruh universitas di Indonesia, baik swasta maupun negeri, terjadi aksi Kristenisasi,” ujar Abu Deedat.
Kampus dengan kasus Kristenisasi yang saat ini sedang ditangani oleh Ustadz Abu Deedat adalah: Universitas Diponegoro di Semarang, Universitas Jenderal Sudirman di Purwokerto, Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, ITB, STT Telkom dan STPDN di Bandung. Bahkan menurut Ust. Abud, demikian ia akrab dipanggil, STPDN tergolong sekolah tinggi dengan angka terbesar kasus Kristenisasi di kota Bandung. Selain universitas di Pulau Jawa, ia juga menangani kasus Kristenisasi di Universitas Andalas, Universitas Lampung dan masih banyak lagi.
Menurut Taufiqurohman, salah seorang aktivis FAKTA (Forum Anti Gerakan Pemurtadan) selama ini korban-korban pemurtadan banyak yang terjadi di kampus universitas-universitas swasta. “Di banding dengan perguruan tinggi dan universitas negeri, universitas swasta sepertinya lebih banyak menjadi sasaran aksi Kristenisasi,” terang Taufiqurohman.
Taufiqurohman menambahkan, kasus-kasus yang saat ini muncul dan bisa dideteksi oleh publik sebenarnya adalah fenomena gunung es. “Kasus yang tidak diketahui, sebenarnya jauh lebih besar lagi. Belum lagi ditambah dengan jumlah orang-orang tidak merasa bahwa dirinya korban pemurtadan,” tuturnya. Yang dimaksud korban yang tak merasa jadi korban oleh Taufiqurohman adalah, mereka yang tak menganggap lunturnya akidah atau kawin beda agama sebagai hal yang berbahaya.
Gerakan pemurtadan ini benar-benar tak pandang bulu. Tak hanya di sekolah dan perguruan tinggi umum yang menjadi incaran aksi Kristenisasi. Sekolah-sekolah tinggi Islam seperti IAIN dan Unisba di Bandung pun telah menjadi ladang yang mereka garap pula.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia, Ichwan Sam mengatakan, ada pihak-pihak yang telah bermain kayu dan melanggar hukum yang berlaku. “Tapi mereka itu selalu berkelit dan berlindung di bawah hukum internasional yang mengatakan menyebarkan agama dan berpindah agama adalah bagian dari hak asasi manusia,” tandas Ichwan.
Lebih lanjut Ichwan Sam mengatakan, hal mendasar yang harus dilakukan oleh umat Islam adalah membentengi diri sekuat-kuatnya. “Keluarga harus menjadi gerbang pertama pertahanan akidah dan pemahaman Islam kita. Keluarga harus menjadi benteng utama mempertahankan akidah. Setiap anggota keluarga, wajib menjaga anggota keluarganya yang lain dari bahaya yang mengancam akidah,” ujar Ichwan geram.
Ichwan Sam memperingatkan, gerakan-gerakan seperti ini akan terus ada dan selalu mengancam. “Karena itu, keluarga Muslim harus senantiasa waspada,” pesannya.
Ya, aksi Kristenisasi dan gerakan pemurtadan akan selalu ada dan mengancam kita sepanjang zaman. Upaya-upaya menjauhkan Muslim dari ajaran Islam akan terus dilancarkan oleh musuh-musuh Allah. Dan untuk insan kampus, sebentar lagi tahun ajaran baru akan dimulai. Tahun ajaran baru berarti mahasiswa baru. Mahasiswa baru sama dengan mangsa baru untuk mereka. Waspadalah! (sabili)
Sumber : http://cianjurkoe.blogspot.com/
Selajutnya......
2008/10/07
Kristenisasi Menyerbu Kampus
Islam, Teroris, dan Amerika
Jakarta bergetar. Bukan terkena imbasan goyangan kaum Inul yang makin amburadul, tapi bergetar karena ledakan bom berkekuatan tinggi. Yup, ledakan bom High Explosive itu memporak-porandakan lokasi Plaza Mutiara dan Hotel Marriott yang terletak di kompleks perkantoran Mega Kuningan, Jakarta. Peristiwa yang memakan korban jiwa 14 orang meninggal dan puluhan lainnya mengalami luka itu terjadi saat lokasi padat pengunjung untuk beristirahat dan makan siang. Tragis! (eramuslim.com)
Kasus peledakan bom di Hotel JW Marriott makin menambah deretan panjang tindakan perusakan sarana umum yang terjadi di tengah masyarakat yang banyak menimbulkan korban. Kasus yang serupa juga pernah terjadi sebelumnya. Bahkan banyak banget.
Entah apa yang telah ditanam sehingga Indonesia kayak lagi panen Bom. Dan pasti kita yakin, rentetan tindakan teror melalui peledakan bom ini bukan tanpa maksud. Apalagi pas lagi hangat-hangatnya tahi ayam, eh persidangan kasus Bom Bali. Bisa jadi kan, ada sangkut pautnya. Nah, ini barangkali yang kudu kita lihat lebih dekat. Biar kita tambah gaul. Setuju? Kudu!
Sobat muda muslim, maraknya tindakan teror melalui aksi-aksi peledakan bom bikin kita was-was. Masalahnya bom itu bukan cuma meledak di peperangan atawa pelem-pelem Hollywood. Tapi udah melebarkan sayapnya menimpa prasarana umum. Mulai dari perkantoran, pusat perbelajaan, rumah ibadah, bandara, sampe caf� dan restoran. Korbannya pun nggak dipilih-pilih. Pokoknya bantai! Mungkin pelaku bom itu mirip-mirip robot cewek antagonis musuhnya Arnold Schwarzeneger dalam film teranyarnya; Terminator 3.. Sadis abis!
Ada teror di balik bom
Seandainya ada pertanyaan �apa motif dibalik teror bom ini?� di benak kamu, kamu layak dapet applause yang meriah. Karena, nggak banyak di antara kita yang peduli dengan tindakan teror ini. Kalo pun ada, nggak jauh dari ucapan bela sungkawa, doa bersama, atau tabur bunga di TKP untuk mengenang para korban. Salah? Nggak juga. Tapi mungkin kurang komplet. Akan lebih pas kalo rasa peduli kita dibarengi dengan upaya mencari jawaban pertanyaan di atas. Biar kita gaul en nggak ketinggalan informasi. Jangan sampe deh, orang-orang lagi rame ngomongin Bom Marriot, eh kita dengernya Bom Mak Erot. Berabe kan?
Di negeri ini telah terjadi 63 kasus peledakan bom sejak tahun 1962�2002. Seperti yang terjadi tahun 2000, ketika C4 menghantam kediaman Kedubes Filipina di Jakarta yang memakan korban 2 orang meninggal dan 20 luka-luka. Atau tanggal 13 September 2000 di Gedung BEJ; dan 23 Juli 2001 di Atrium Senen Jakarta. (sekitarkita.com).
Sabtu (12/10), pukul 23.30 WITA, bom berkekuatan besar meledak di Bali. Meluluh-lantakkan diskotek Sari Club, serta bangunan dan benda-benda lain di sekitarnya dalam radius 10-20 meter. Peristiwa-yang selanjutnya disebut sebagai �Sabtu Hitam di Legian�-memang benar-benar merupakan peristiwa tragis dan memilukan. Siapa pun orangnya akan mengutuk pelakunya. Korban ledakan dalam peristiwa tersebut tercatat 187 orang tewas, 282 orang cedera, 4 bangunan rubuh, 20 bangunan rusak berat, 27 mobil rusak berat dan 7 buah motor rusat berat (Republika, 14/10/2002)
Nggak ketinggalan di belahan dunia lain pun peristiwa peledakan bom menghiasi media massa. Peristiwa Bom Casablanca, Maroko dan Riyadh pada bulan Mei yang lalu. Atau Bom Bombay, serta Bom Najaf, di Irak yang menewaskan pemimpin Syiah Ayatollah Mohammed Baqer al-Hakim dan 126 lainnya pada 29 Agustus 2003 lalu..
Tindakan teror melalui peledakan bom ini memang menjadi momok bagi masyarakat. Dan hal ini diawali pascatragedi WTC 11 September 2001. Tragedi yang memakan korban ribuan jiwa itu seakan memicu aksi-aksi peledakan bom di setiap penjuru dunia. Apalagi George W. Bush memanfaatkan peristiwa ini dengan mempropagandakan 'War Against Terrorism'-nya untuk menguasai dunia. Walhasil, setiap negara dipaksa untuk memilih: mendukung AS atau menentang AS. Ini kelihatan banget dari pernyataan Bush yang bernada mengancam. Dia bilang: "Either you are with us or you are with the terrorist?". Arogan banget tuh!
Parahnya, AS menempatkan Indonesia termasuk negara yang masih 'malu-malu' mendukungnya. Ketika genderang perang melawan teroris ditabuh Amerika, Indonesia masih enggan masuk barisan AS dalam menggempur teroris versi AS. Bahkan, ketika AS menyerang Afghanistan, Indonesia termasuk yang gencar mengkritik. Bahkan, soal JI dan seterusnya, Indonesia masih belum bertindak.
Meskipun majalah Time sudah berkali-kali membuat laporan tentang aktivitas JI di Indonesia, dan mengangkat soal Abu Bakar Baasyir, Indonesia belum mengambil tindakan apa-apa. Sehingga, disinyalir ada keterlibatan pihak asing dalam tragedi bom Bali dan Bom Marriot. Agar Indonesia lebih gencar bin responsif lagi melawan teroris dan berpihak pada AS. Nah lho. Bener apa bener?
Kenapa kudu Islam?
Makin gencarnya propaganda akan teroris turut mempopulerkan beberapa nama tokoh aktivis Islam di kuping kita. Populernya bisa ngalahin Amelia Vega, miss Universe asal Republik Dominika. Sebut aja nama-nama Imam Samudera, Amrozi, Encep Nurjaman alias Hambali, Ali Imran, Ali Ghufran, Fathurrahman al-Ghazi atau Asmar Latin Sani. Mereka semua dituding sebagai pelaku pengeboman yang menghebohkan. Padahal, bisa jadi mereka adalah korban (atau sangat boleh jadi boneka yang dipajang atas titah AS?).
Bisa juga emang korban dari sebuah konspirasi tingkat tinggi intelijen (ciee.. kayak di film James Bond aja neh). Tapi emang bener lho. Tindakan teror yang menghujani negeri ini nggak bisa dipisahkan dari muatan politis. Seperti definisi terorisme yang ditetapkan oleh Amerika 'terorisme adalah penggunaan kekerasan untuk melawan kepentingan-kepentingan sipil guna mewujudkan target-target politis.'
Sobat muda muslim, kayaknya kita nggak bisa menutup mata dengan sikap tendensius dunia�yang diwakili Amerika�terhadap Islam dan kaum muslimin. Coba lihat, Amerika menyebut Gerakan Revolusioner Nikaragua (Zapatista) atau Tentara Pembebasan Irlandia (IRA) sebagai 'Gerakan Perlawanan Rakyat'. Sementara, terhadap gerakan-gerakan�khususnya gerakan Islam--yang bertentangan atau mengusik kepentingannya disifati sebagai teroris. Tentu dengan definisi yang ditetapkan sendiri oleh Amrik. Jahat bener tuh! Gejlig. Tewewew..!
Maka, al-Qaida dinobatkan sebagai musuh terbesar Amerika pascatragedi WTC. Sama halnya dengan Angkatan Mujahidin Islam Nusantara (AMIN) yang diklaim bertanggung jawab terhadap aksi peledakan Masjid Istiqlal, 19 April 1999 silam. Padahal keberadaan Al-Qaida, Jamaah Islamiyah atau AMIN secara organisasi tidak terbukti alias fiktif. Jadi tuduhannya? Asal!
Dengan ujung tombak media massa, Amerika menggiring opini dunia kepada gerakan Islam sebagai pelaku tindakan teror. Kompas tanggal 7 Agustus 2003, malah memberitakan, bahwa Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer menyatakan, bom di Jakarta berkaitan dengan Jamaah Islamiyah. Menurut harian ini, sehubungan dengan bom tersebut, seorang operator JI yang tidak diketahui namanya menyebutkan kepada surat kabar Singapura, The Straits Times, bahwa ledakan bom di Hotel JW Marriott itu sebagai �peringatan berdarah" kepada Presiden Megawati.
Seperti catatan Adian Husaini tentang Bom Marriott yang ditulis di eramuslim.com, 19-08-2003 menyatakan, �dari sisi jurnalistik berita yang ditulis Kompas dan Strait Times itu sebagai berita sampah dan tidak layak muat. Karena mana mungkin kita menyandarkan kebenaran sebuah berita kepada seseorang yang mengaku sebagai operator JI. Padahal siapa pun bisa mengaku sebagai operator JI..� (backsound: sekali lagi, asal!)
Nah, dari paparan di atas Amerika udah bener-bener benci banget dengan Islam. Dan inilah yang coba diungkapkan oleh Samuel P. Huntington dalam bukunya The Clash of Civilitation and the Remaking of World Order.. Dia bilang, musuh terbesar peradaban Barat-Kristen pasca perang dingin adalah Islam.
Hal yang sama juga dinyatakan dalam tesis Esposito (1995:13), bahwa banyak orang Barat mengatakan: "Islam dan gerakan-gerakannya merupakan alternatif tantangan religius dan ideologis, yang beberapa hal, merupakan bahaya bagi Barat." Jelas bukan jawabannya? Yup, Amerika tuh ibarat maling teriak maling. Lha, doi sendiri teroris, malah nuduh Islam. Hih!
Maju terus pantang kabur
Sobat muda muslim, tindakan teror di mana-mana begitu banyak menimbulkan side effect.. Yang pasti bukan rasa kantuk atau perut mual-mual. Tapi efek yang bikin sebagian dari temen kita harus ekstra kerja keras melobi orang tuanya biar boleh ngaji. Bener lho. Nggak sedikit dari orang tua remaja muslim merasa khawatir kalo ngeliat anaknya ikut pengajian tapi bukan baca tulis al-Quran (masak iya sih anak SMU masuk TPA? Hehehe..). Apalagi kalo udah ngelihat gelagat anaknya berubah. Kaos oblong berubah menjadi baju koko. Musiknya jadi berbau religius. Sampei ikut-ikutan tereak-tereak dalam aksi damai menentang Amerika.
Propaganda Amerika dalam perang melawan teroris mampu mengkerdilkan makna ajaran Islam sebatas ajaran religius. Always Peace and No War.. Padahal, ajaran Islam yang dibawa Rasulullah saw. nggak cuman 'Peace' atau 'War'. Tapi ada saatnya Islam mengajarkan adab bertetangga, berteman, atau bersosialisasi tanpa mengedepankan kekerasan meski dengan nonmuslim.
Ada saatnya pula Islam mengharuskan kita tegas dalam bersikap yang menunjukkan kedewasaan; ketika kaum muslimin mengalami penindasan di seluruh penjuru dunia; ketika ajaran Islam di-'permak' agar sama dengan agama lain yang hanya mengajarkan Ibadah.
So, mari kita sama-sama perdalam Islam. Biar kita bisa meyakinkan orang-orang yang mengkhawatirkan kita karena ikut pengajian. Biar kita bisa menunjukkan bahwa Islam tidak seperti yang diberitakan di media massa. Bahwa Islam bukan agama teroris. Biar keyakinan kita akan kebenaran Islam kian tertancap kuat dalam dada kita. Meski banyak suara-suara 'sumbang' dari musuh-musuh Islam. Firman Allah Swt.: (Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.� (QS Ali Imran [3]: 173)
Dan jangan lupa, kita perkuat juga barisan Islam. Dengan menempatkan persamaan sebagai titik pemersatu. Bukan mencari perbedaan yang bisa berujung pada perpecahan. Biar di antara kita bisa saling mengingatkan dan menasihati. Juga saling memberikan dukungan untuk tetep istiqomah. Sehingga kita bisa bangkit dan mampu melawan upaya musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam dan kaum muslimin. Sapu lidi pasti lebih tokcer buat mengusir kucing daripada sebatang lidi. Maju terus pantang kabur! Tetap semangat! [hafidz]
Sumber : http://www.dudung.net/
Selajutnya......
Kami bukan Teroris
Sesak hati ini. Persepsi itu sudah menjamuri sebagian besar kepala masyarakat indonesia bahkan dunia saat ini. berislam dengan Khaaffah saat ini sudah merupakan barang yang terkadang dianggap aneh. Media massa yang “konvensional” segaja membesar-besarkan bahkan terang-terangan melebih-lebihkan berita. padahal mereka juga beragama Islam, agama yang seharusnya mereka bela dengan sepenuh hati. Media–yang disesaki oleh orang-orang konvensional–sekarang sudah terbiasa menyajikan berita-berita tetang teroris-teroris yang meresahkan masyarakat. kalau memang disajikan berdasarkan fakta dilapangan ya memang sewajarnya dan memang sudah seharusnya. namun pada kenyataannya berita-berita tersebut kadang terkesan menyudutkan umat Islam.
Memangnya ada yang salah kalau kami berjenggot semata-mata mengikuti sunnah Rosulullah SAW. Padahal banyak dibelahan dunia sana yang berjenggot menjadi rahib namun tak pernah tersentuh hujatan. Memangnya ada yang aneh kalau akhwat-akhwat kami menjulurkan jilbab yang lebar menutupi dada dalam rangka menjalankan perintah langsung dari Yang Maha Kuasa. Padahal para biarawati menggunakannya juga namun tidak pernah ada yang memprotes keras.
Berusaha berislam dengan baik kadang senantiasa dianggap fanatisme pada sebuah golongan atau partai. Padahal itu semua hanyalah wajihah (sarana) kami dalam menggapai ridhoNya. Ada pengalaman seorang pemuda yang dulu bergelimang dosa dan sekarang sudah menjadi aktivis da’wah setelah mengenal tarbiyah. tanggapan dari teman-teman semasa “jahiliyah” dulu sangat tidak mengenakkan hatinya. Mereka masih saja mempermasalahkan jenggot=teroris. Masalah isi kepala yang konvensional.
Bisa kita lihat dari hal-hal tersebut bahwa PR kita masih banyak, sedangkan waktu yang tersedia sangat terbatas. Masih bisakah kita tidur nyenyak padahal ada saudara-saudara kita dibelahan dunia sana yang tidak bisa tidur karena diselimuti ketakutan. Setujukah kita dengan apa yang dikatakan The guardian (surat kabar inggris) yang menulis bahwa Bush mengatakan “Terorisme (Islam)” sebagai ancaman, dengan apa yang dilakukan Hitler yang menyatakan komunis sebagai ancaman bagi keamanan bangsanya.
Masih bisakah lidah kita berkata-kata? Tegaskan bahwa “Kami Bukan Teroris”. (DAI)
Sumber : http://www.hudzaifah.org/
Selajutnya......
Pemalsuan Surat Al-quran Seorang (oknum) Pendeta.
Semoga apa yang akan saya tuliskan dalam blog ini bisa sebagai bahan renungan bagi kita semua tentunya umat muslim khususya mengenai kewaspadaan ayat Alquran Oleh Oknum yang tidak bertanggung jawab dengan mengatasnamakan suatu agama pula .
Berawal dari sehabis istirahat makan siang tanggal 9 oktober 2007 , seorang sahabat yang kebetulan duduk bersebelahan di kantorku ( seorang katolik ) , memberitahukan sebuah ayat Al-quran yang saat itu di nukilkan di sebuah artikel sebuah kesaksian di website http://www.sahabatsurgawi.net, yang isinya saya kutipkan :
” selain itu ada salah satu ayat di dalam Al’Qur’an yaitu dalam Surat 43 Al-zukruf ayat 51 mengatakan “wa innahu lailmu lisaati fala tamtaruna biha wattabiuna hatza sirotolmustaqim” artinya “Sesungguhnya Isa itu memberi pengetahuan tentang hari kiamat, maka ikutlah Dia jalan yang lurus”, dengan saya membaca ayat ini akhirnya sayapun menerima Kristus sebagai Tuhan dan juru slamat hidup saya karena menurut saya hanya Tuhan lah yang mengatahui hari kiamat,dan masih banyak lagi ayat Alqur’an yang mendukung iman saya untuk mempercayai -Nya “
Sungguh suatu propaganda yang sangat menyesatkan, setelah saya cari ternyata surat dan ayat Tersebut tidak ada atau berbeda sama sekali untuk surat Aslinya :
43. Az Zukhruf
az-zhukruf.jpg
51. Dan Fir’aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: “Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak melihat(nya)?
Selain itu Oknum Pendeta tersebut juga Menukilkan Surat Maryam tapi specifik ayatnya tidak di tuliskan :
perihal kebangkitan Isa yang dikatakan di dalam surat 19 Maryam yang mengatakan demikian ” wassalamu alaiya, wa yauma wulidtu, wa yauma amutu, wa yauma ubasuhayan ” artinya: ” Salam sejahtra dilimpahkan kepada-Ku (Isa), pada hari Aku (Isa)dilahirkan, dan pada hari Aku (Isa)dibangkitkan ”
Untuk kisah lengkapnya silahkan kunjungi :
sahabatsurgawi
Terakhir semoga kita semua selalu bijaksana dalam menanggapi suatu hal yang baru, jangan sampai kita di perdaya oleh Oknum-oknum yang tidak suka dengan Islam.
Wallahuallam
Sumber : http://duwex.wordpress.com/
Selajutnya......
Membongkar Strategi dan Program Pemurtadan terhadap Umat Islam
Ringkasan ceramah Hj. Irene Handono
Hj Irene Handono dilahirkan di lingkungan keluarga kristen kaya yg taat. Beliau
dididik dari kecil di sekolah kristen sampai ke sekolah elit biarawati. Sampai suatu hari, beliau diajarkan oleh pasturnya utk membenci Islam. Pasturnya berkata: "Islam itu agama buruk, lihat saja koruptor, preman, orang miskin di
indonesia itu kebanyakan umat Islam."
Tapi Hj Irene Handono tidak menerima begitu saja, beliau membandingkan dengan
keadaan umat kristiani di berbagai dunia seperti di mexico, irlandia, filipina, italia. Ternyata keadaan mereka juga tak kalah carut marutnya: miskin, mafioso, kriminil, dll. Kesimpulan beliau : tak bisa menilai agama dari keadaan umatnya.
Beliau kemudian mengusulkan utk mempelajari Islam dari sumbernya langsung yaitu Al Qur'an. Beliau membaca surah Al Ikhlas, dan langsung tersentuh. kemudian berdiskusi dengan pasturnya.
1. Beliau bertanya pada pastur:"apa hakikat ketuhanan?" tentu saja pasturnya heran, kok biarawati masih nanya pertanyaan kayak gini. Lalu pastur membuat
segitiga sama sisi. A-B=B-C=C-A
A
/_\
B C
Pastur berkata:"segitiga ini SATU tapi punya TIGA sisi (Allah, Roh Kudus, Yesus)."
Hj Irene Handono lalu menggambar bujur sangkar dan berkata:"kalo gitu Tuhan
bisa berkembang seperti ini (punya 4 sisi)"
2. Hj Irene Handono "bertanya" pada pasturnya, "Siapa yg menciptakan meja kayu
ini?" Meja kayu dibuat oleh tukang kayu, dan sampai 100 tahun ke depan, meja itu
takkan pernah menjadi tukang kayu. intinya: Yesus itu manusia dan TAKKAN PERNAH menjadi pencipta manusia alias Tuhan.
3. Beliau kembali "bertanya" kepada pasturnya:"Siapa yg melantik ketua RW?" tentu saja pejabat di atasnya yaitu Lurah. Tak mungkin beberapa ketua RT melantik salah satu dari mereka sebagai RW, begitu juga 100 kopral melantik salah satu dari mereka sebagai jendral. intinya: tak mungkin bisa (ilegal)kesepakatan manusia melantik manusia lain (Yesus) sebagai Tuhan. Yesus dilantik
sebagai Tuhan oleh Kaisar Romawi pada tahun 325 M. Jadi sebelum tahun 325 M, Yesus belum jadi Tuhan. Yang melantik Yesus menjadi Tuhan adalah Raja Romawi, Konstantin dalam suatu Konsili, di kota Nizea. Pemimpin gereja sengaja menutup sejarah ini agar umatnya tidak tahu. Yesus dilantik menjadi Tuhan dan yang melantik adalah manusia.
Untuk menarik simpati umat muslim, umat kristen menggunakan taktik "daripada
capek mengejar ayam, lebih baik pancing ayam itu dengan umpan yang tidak ada
nilainya"
Contoh: Gereja menginstruksikan utk mengucapkan selamat Idul fitri, agar ketika
hari natal tiba, orang2 Islam merasa sungkan kalau tidak membalas dengan ucapan selamat natal dengan alasan toleransi. Orang kristen tahu bahwa ada fatwa haram mengucap selamat natal dari MUI.
Ada buku karangan Hj Irene Handono, yang berjudul: "Perayaan natal 25 desember:antara dogma & toleransi" Di dalam buku itu dijelaskan arti dari lambang cemara pada saat natal (padahal di palestina tempat lahir Yesus tidak
ada cemara), mengapa natal jatuh pada tanggal 25 desember, dll.
Bukunya yang lain berjudul "Islam Dihujat" yang merupakan jawaban atas buku "Islamic Invasion" karangan Robet Morey, yang dijadikan panutan oleh gereja-gereja di dunia. Menurut beliau, buku tersebut lebih kasar daripada buku "Satanic verses" karangan Salman Rushdie. Isinya antara lain menghujat Rasulullah SAW:
1. Muhammad epilepsi
2. Muhammad mengalami kelainan seksual
3. Muhammad mati karena diracun perempuan dll.
Pada majalah TIMES edisi Juni 2003 dikupas mengenai program kristenisasi, Tony
Blair & George W Bush adalah anggota aliran kristen radikal (evangelis), juga digambarkan peta kristenisasi dunia. (Bagi yg tidak percaya, boleh membaca TIMES Juni 2003) Mengapa umat islam dikristenkan?
Jika di Al Qur'an, surah Al Baqarah ayat 256 berisi: "Tiada paksaan dalam beragama" dan pada surah Al Kaafiruun berisi: "Untukmu agamamu, untukku agamaku"
Maka berbeda di injil versi mereka, berisi: "Carilah domba tersesat dan sebarkan
ajaranmu ke seluruh dunia & jadikan mereka murid-muridmu"
Ini adalah kalimat perintah (kewajiban), sama halnya dengan kewajiban sholat bagi umat Islam. Jadi bagi umat kristen yang tidak mencari "domba tersesat" utk
dikristenkan maka akan masuk neraka.
Siapakah "domba tersesat" itu? ya seluruh manusia yang belum memeluk kristen.
Pada Al Baqarah ayat 120:"Orang Yahudi & Nasrani takkan senang kepadamu hingga kamu mengikuti milah mereka"
Milah bisa berarti agama atau pemikiran, tingkah laku. Jadi kalau nggak bisa dikristenkan, maka biarkan saja KTPnya Islam, tapi pikirannya seperti yahudi/kristen atau minimal sekuler.
Mengapa umat kristen menolak sisdiknas?
Pada majalah Fortune edisi Juli 2001 berisi: "James Riyadi:the worst man for
moslems" Ini adalah sebuah peringatan sebab James Riyadi ingin melaksanakan
program kristenisasi dengan mendirikan 1000 sekolah gratis, sehingga ketika
sekolah2 semakin mahal tak terjangkau maka banyak orang muslim tak mampu yg menyekolahkan anak2nya di sekolah gratis tersebut yg tentu saja mengajarkan
kristen.
Yang pikirannya diracuni dengan sekuler bukan hanya orang yang awam agama
Islam, tapi juga pemuka Islam, bahkan sampai ada yang berkata: "urusan moralitas bukan urusan negara" maka tampak jelas bahwa pemuka itu berpikiran sekuler.
Otak kita sudah dirasuki pemikiran/budaya kristiani, beberapa bukti nyata:
1. Kita hafal betul tanggal natal & valentine tapi ingatkah kita pada tanggal 1
muharram???
2. Kita pasti punya rencana kegiatan setiap akhir tahun, tapi apakah kita punya
rencana pada tgl 1 muharram?? muhasabah atau kegiatan islami lain.
3. Kita sering menonton telenovela seperti dulce maria (menurut beliau
merupakan propaganda kristen-katolik). Tapi apakah kita tahu tentang Hasan & Husen, Fatimah? mungkin yang kita tahu cuma fatimah adalah putri Rasul, selebihnya kita tak tahu siapa Fatimah sebenarnya.
Ada Dr Suradi, dokter kristen yang melakukan praktek gratis, dalam rangka kristenisasi. Bahkan beliau berani berkata:"Kita jangan takut2 utk melakukan
kristenisasi, karena umat Islam yang mengerti Al Qur'an hanya 10%." benarkah
pernyataan tersebut? Jika kita tanya pada hai nurani kita, maka tentu saja jawabannya 100% benar.
Cara lain yang digunakan untuk kristenisasi adalah :
1. Injil berbahasa arab, bahkan dibaca seperti tilawah qur'an. Bagi yang jarang
mendengarkan atau membaca Al Qur'an maka pasti akan terkecoh.
2. Ada kaligrafi Injil Matius yang sengaja dibuat utk mencontoh kaligrafi Al Qur'an dan mulai disablon di kaos-kaos untuk dijual dengan harga murah. Dan yang berebut adalah umat Islam.
Pada injil, surat Roma pasal 3 ayat 7 menyatakan: dusta utk syiar agama boleh-2
saja.
Beberapa proyek kristenisasi yang sedang berjalan di Indonesia :
1. Jericho: Mengkristenkan Jawa
2. Andalas: Mengkristenkan Sumatra
3. Joseph 2004: Menjadikan org Kristen sebagai presiden. Kalo tidak bisa, minimal presidennya adalah orang yang berKTP Islam tapi pikirannya seperti Yahudi/Kristen atau sekuler.
Saat ini gereja banyak mempelajari Islamologi, sama seperti polisi yang mempelajari kriminologi bukan untuk menjadi penjahat tapi untuk menangkap
penjahat. Begitu juga umat kristen, mereka mempelajari islam untuk mengalahkan
umat Islam.
Ada Institut Teologi bernama Kalimatullah yg mengajarkan Islamologi sebanyak 18
sks, sedangkan Apostolos memberi Islamologi sebanyak 36 sks. Nah, sudah berapa sks-kah Islamologi kita???
Jika di sekitar kita ada orang yang:
1. Lapar
2. Telanjang (tak punya uang utk beli baju)
3. Sakit (gak mampu ke dokter)
4. Tidak sekolah
Maka jangan dibiarkan, mari kita bantu mereka karena keempat jenis tanda-2 itu
merupakan pintu masuk yang paling strategis bagi kristenisasi.
Ibda' bi nafsih (Mulailah dari diri sendiri!)
Ya Allah, berilah kami pertolongan & kekuatan untuk menegakkan dienul Islam di
muka bumi ini, dan mengalahkan rencana makar mereka. Sesungguhnya Engkau-lah sebaik-baik pembuat rencana (makar). Amiin ya Robbal 'aalamiin.
Selajutnya......
Misionaris Bermimpi Bertemu Rasulullah saw
al-islahonline.com : Nama saya Iselyus Uda, istri saya Maria Juana. Lima belas tahun saya menjadi penginjil di Kalimantan Tengah sampai akhirnya saya bertemu dengan seorang laki-laki dalam suatu mimpi.
Tidak pernah terbayang kalau kelak saya akan menginjakkan kaki di tanah haram yang dirindukan umat Islam. Bahkan tak pernah terpikir saya akan memeluk agama Islam yang tadinya saya benci. Sebab, sejak kecil saya dan istri biasa hidup di lingkungan adat yang sama sekali bertentangan dengan ajaran Islam.
Dulu, suku Dayak dikenal sebagai pengayau tengkorak manusia. Memburu kepala musuh, baik sesama suku maupun suku lain, merupa-kan pilar utama budaya dan kepercayaan kami lantaran kepala yang baru dipenggal sangat penting bagi terciptanya kesejahteraan seisi kampung. Sementara tengkorak lama makin luntur kekuatan magisnya. Untuk itu, dibutuhkan perburuan terus menerus yang menyebabkan sering terjadinya peperangan, baik antar suku ataupun dengan masyarakat luar.
Jasa Penginjil
Sebetulnya agama Islam sudah tersiar di tanah Jawa sejak abad 15, terutama di Kutai dalam wilayah kerajaan Hindu Mulawarman yang kini termasuk Provinsi Kalimantan Timur. Namun masyarakat Dayak tidak tertarik untuk menganut agama Islam karena kami dilarang beternak babi atau berburu celeng dan memakan dagingnya. Islam juga melarang umat-nya memelihara anjing. Padahal, babi dan anjing sudah menyatu dengan kehidupan kami dan tidak mungkin terpisahkan dari upacara adat dan ritus-ritus nenek moyang.
Tak seorangpun penganjur Islam yang pernah memberitahu adanya keringanan-keringanan tentang najis anjing dan babi, serta tidak terlalu memaksa seseorang yang baru bersyahadat agar segera dikhitan. Seakan keringanan itu sengaja di- sembunyikan. Yang kami ketahui, kalau memeluk agama Islam kami harus meninggalkan adat-istia-dat neneng moyang. Sedikit saja menyimpang dan tetap melaksanakan tradisi nenek moyang, kabar-nya kami akan dituduh musyrik dan masuk neraka. Bukankah itu menyakitkan dan mengerikan?
Berbeda dengan sikap penginjil, baik dari kalangan Katolik maupun Protestan. Mereka datang berduyun-duyun membawa hadiah, ilmu dan pengetahuan baru yang dapat mengubah cara hidup kami tanpa mengharubiru adat istiadat dan ritual nenek moyang. Mereka merambah ke kawasan-kawasan terpencil, perang antar suku tidak pernah terjadi lagi berkat jerih payah mereka. Kebiasaan mengayau kepala manusia sudah lama kami ting-galkan, juga agama asli. Dan hal itu terjadi tanpa memusnahkan upacara adat dan tradisi.
Misionaris Yang Sukses
Sungguh mereka banyak berbuat untuk suku Dayak, termasuk saya dan keluarga, yang sebagai pengikut Yesus dan Bunda Maria, segala kebutuh-an hidup kami selalu dipenuhi, oleh karena itu, untuk menanggung delapan orang anak dan seorang istri , saya tidak pernah mengeluh walaupun saya hanya sebagai penginjil Katolik.
Sudah tak terhitung banyaknya penduduk yang dapat saya ajak masuk gereja. Apalagi sejak saya dianugerahi amanat memimpin umat Katolik di desa Bangkal oleh gereja Sampit. Makin menggebu-gebu semangat saya untuk mengibarkan panji-panji sang juru selamat dan menegakkan palang salib di berbagai penjuru. Saya tanamkan iman Kristiani kepada masyarakat kecamatan Danau Sembuluh tanpa pandang bulu. Malah cita-cita saya tidak saja menasranikan rakyat Sampit, ibu kota Kabupaten Kotawaringin Timur, melainkan juga seluruh pelosok Provinsi Kalimantan Tengah.
Tiga tahun saya menebarkan ayat-ayat Injil di mimbar gereja dan di berbagai persekutuan doa di desa Bangkal dan desa-desa lainnya. Kemudian saya dipercaya pula untuk mengumandangkan misi gereja di kecamatan Cempaga sejak tahun 1978.
Berkat kegigihan saya, hingga hampir segenap waktu saya tersita oleh kegiatan pelayanan rohani, bahkan saya berhasil mengajak umat dan se-mua pihak untuk bersama-sama membangun gereja yang cukup besar lengkap dengan asramanya.
Keyakinan Fatamorgana
Dua tahun saya bekerja, memeras tenaga dan pikiran demi kejayaan agama Katolik melalui gereja yang saya dirikan. Sungguh bangga hati saya, sungguh mantap kaki saya. Namun dibalik kepuasan batin itu ada sesuatu yang terngiang-ngiang jauh di dasar sanubari saya. Entah mengapa dan darimana datangnya tuntutan itu, tidak pernah terungkap sama sekali. Yakni tanda tanya yang tak mampu saya jawab meskipun telah saya gali lewat firman-firman suci. Apakah betul jalan saya berasal dari Tuhan? Tidak kelirukah keyakinan saya itu?.
Kebimbangan tersebut betul-betul sangat menyiksa hidup saya dan mengusik ketentraman batin. Seolah ada sebuah lubang pada diri saya yang tidak mampu saya tutupi, malah saya rasa makin lama makin dalam dan lebar. ??Ya Tuhan, kalau Engkau Maha Kuasa dan Maha Penyayang, tunjukkanlah kebenaran yang sempurna?? demikian ratap saya tiap malam tatkala suasana sedang lengang dan kesunyian sedang mencekam sambil saya genggam rosario --kalung salib-- erat-erat.
Saya menggapai-gapai bagaikan hampir tenggelam di tengah-tengah samudera kehampaan. Saya berteriak nyaring di tengah gurun kesunyian. Saya merasa ditinggalkan sendirian dalam sebuah lorong gelap dan pengap setelah seberkas cahaya yang tadinya saya jadikan pedoman kian buram dan hampir padam. Saya merindukan sinar terang yang tidak menipu saya dengan bercak-bercak fatamorgana. Saya mendambakan jalan lurus menu-ju haribaan Tuhan yang sejati dan hakiki.
Mimpi yang menakjubkan
Tiba-tiba, pada suatu malam menjelang akhir Oktober 1980, ketika kesibukan untuk mengabarkan Injil mencapai puncaknya, saya didatangi mimpi yang sangat aneh. Seorang lelaki berjenggot rapi mengunjungi saya antara tidur dan jaga. Pundak saya ditepuk dan tangan kanan saya ditariknya. Saya menoleh, betapa takjub saya melihat sosok manusia yang begitu tampan dalam usia bayanya. Berpakaian serba putih dengan rambut berombak tertutup selembar kain halus yang juga berwarna putih, ia tampak sangat agung dan anggun. Saya merasa damai oleh pandangan dan senyumnya.
Dituntunnya saya menjelajahi hamparan tanah yang tandus menuju sebuah gurun pasir yang luas dan gersang. Anehnya, meskipun matahari terik membakar, saya justru merasakan kesejukan yang indah dan menawan, seolah gumpalan awan besar menaungi kami berdua.
Ketika tiba di suatu tempat yang asing dan sakral, ia mempersilakan saya masuk, saya melihat ribuan manusia bergerak mengelilingi sebuah bangunan berbentuk kubus sambil berlari-lari kecil, di antara mereka ada yang sedang bersujud dengan khusyu??, banyak pula yang berebutan mencium batu hitam kebiruan yang menempel di dinding kubus itu, begitu saya datang, kerumunan manusia tadi menyibakkan diri memberikan kesempatan kepada saya untuk memeluk dan mencium batu berkilat itu sepuas hati. Amboi, alangkah harum-nya, alangkah tenteramnya jiwa saya.
Setelah itu ia mengarak saya bersama berbagai awan ke tempat lain yang pemandangannya amat berbeda, tetapi suasananya sama, penuh keagungan, saya bertanya, ??Bangunan apa yang teduh ini??? Ia menjawab,??Ini yang dinamakan Masjid Nabawi.??
Sebagai penginjil saya pernah mengenal istilah itu, sebab mempelajari agama-agama lain adalah modal untuk membeberkan kebenaran kami dan membongkar kelemahan mereka. Oleh karena itu saya terkejut, mengapa saya dibawa kemari?
??Gundukan tanah yang ditengah itu untuk apa???
kembali saya bertanya,
??Itu makam Nabi Muhammad.?? sahutnya.
Mendengar penjelasan itu sayapun makin kaget. Nabi Muhammad adalah pembawa ajaran Islam, ada hubungan apa dengan saya sampai saya diajaknya berziarah ke situ? meski beribu kebingungan menyemak di hati, sekonyong-konyong, tanpa dimintanya saya bersimpuh di depan kuburan yang sederhana itu, Air mata saya menetes. Saya terharu walaupun tidak tahu kenapa.
Betapa mulianya pemimpin kaum Muslimin itu yang pengikutnya ratusan juta orang, tetapi makam-nya begitu bersahaja, yang ajarannya ditaati umatnya, namun kematiannya tidak boleh diratapi. Saya terpana sangat lama sehingga tatkala saya sadar kembali, lelaki yang mengantar saya tadi telah menghilang kedalam kuburan itu.
Panggilan hati
Saya ceritakan mimpi ini kepada istri dan anak-anak, mereka terkesima, istri saya berkaca-kaca, saya tidak mengerti apa sebabnya. Barulah pada malam harinya, ketika kami cuma berdua, ia berkata, ??saya yakin itu bukan sekedar mimpi. Itu panggilan. Dan kita berdosa kepada Tuhan bila tidak mau mendatangi panggilan-Nya.??, ??Maksudmu??? saya tidak paham akan maksud istri saya. ??Kita tanya kepada orang yang ahli agama Islam. Siapakah lelaki baya yang mengajak abang itu, dan apa makna mimpi itu. Kalau memang benar merupakan panggilan Tuhan, berarti kita harus masuk Islam,??jawab istri saya tanpa ragu-ragu.
Sayalah yang justru dilanda kebimbangan, terombang-ambing dalam iman Kristiani yang makin goyah. Apalagi tiap kali teringat akan salah satu surah al-Qur??an yang pernah saya pelajari,
??Tuhanmu adalah Allah yang Maha Tunggal, Yang Tidak Beranak dan Tidak Diperanakkan??
Saya ingin lari menghindari dengungan batin itu, namun keyakinan saya tak cukup kuat untuk menahan deburan ayat-ayat suci al-Qur??an. Untungnya pada tahun 1983 gereja Sampit memindahkan saya ke Medan di desa Resettlement untuk mengobarkan semangat Injil pada masyarakat setempat, saya terima dengan setengah hati sebab semangat Injil saya sedang meluntur ke titik paling rawan. Anehnya, saya merasa bahagia menerima keadaan itu, lebih-lebih ucapan istri saya yang tak pernah lenyap dari pendengaran saya. ??Kalau mimpi itu merupakan panggilan Tuhan, kita berdosa jika tidak mendatangi-Nya. Kita harus masuk Islam.??
Masuk Islam
Akhirnya, awal Maret 1990 saya sekeluarga mengunjungi KUA Mentawa Baru Ketapang, sesudah lebih dulu mendapat penjelasan dari seseorang yang saya percayai memiliki pengetahuan mendalam tentang agama Islam. Ia mengatakan bahwa lelaki dalam mimpi saya adalah Nabi Muhammad saw. Diterangkannya lebih lanjut bahwa tidak semua orang, termasuk kaum Muslimin, bisa memperoleh kehormatan bertemu dengan Nabi saw dalam mimpi. Dia meyakinkan saya bahwa mimpi itu bukan dusta, bukan kembang tidur. Sebab, Iblis tak sanggup menyerupai Nabi saw walaupun ia bisa menyamar sebagai Malaikat.
Itulah yang kian memantapkan tekad saya sekeluarga untuk memeluk ajaran Islam, maka dengan bimbingan Mahali, BA, kami mengucapkan dua kalimah syahadat disaksikan oleh para pendahulu kami, Arkenus Rembang dan Budiman Rahim, dari Kantor Departemen Agama Sampit. Nama saya Iselyus Uda diganti dengan Muhammad Taufik; istri saya menjadi Siti Khadijah. Begitu pula kedelapan anak saya yang memperoleh nama baru yang diambilkan dari al-Qur??an. Sepulang dari upacara persaksian itu dada saya terasa sangat lapang dan dunia makin benderang. Tengah malam saya mengangkat kedua tangan dan menggumam,??Ya Tuhan, terpujilah nama-Mu, telah datang Kerajaan-Mu, kami bersyukur kepada-Mu, ya Allah, untuk anugerah kebenaran ini.??
Menebus mimpi
Sejak hari paling bahagia itu saya mulai berangan-angan, kapankah pemandangan dalam mimpi saya dulu itu bisa terwujud. Saya merindukan tanah suci tempat kelahiran Nabi ?? dan tempat makamnya, yaitu Makkah dan Madinah. Tanpa kuasa Allah SWT, rasanya mustahil terlaksana mengingat ekonomi saya tidak secerah semasa menjadi penginjil, akan tetapi saya tidak mengeluh. Memang pada segi materi terjadi penurunan, tetapi dari segi yang lain kehidupan kami bertambah makmur, sejahtera dan penuh berkah.
Kekurangan kami sedikit, kami anggap biasa, itulah ujian iman. Materi bukanlah segala-galanya yang penting anak-anak dapat melanjutkan sekolah mereka dan kebutuhan sehari-hari kami tercukupi. Adapun hidup lebih bukanlah tujuan utama. Buat kami sudah puas dengan kaya di hati dan rezeki yang halal.
Saya tidak tahu apakah keikhlasan itu diterima Tuhan, ataukah lantaran sudah tertulis dalam takdir-Nya bahwa saya sekeluarga harus menjadi muslim dan muslimat yang kuat. Peristiwa yang terjadi dua pekan setelah kami masuk Islam membuat saya makin bersyukur kepada Allah SWT, yaitu ketika Kakandepag Kotawaringin Timur, Drs. H. Wahyudi A. Ghani, bertamu ke rumah saya di Desa Resettlement. Ia tidak hanya bertandang, tetapi mengantarkan tebusan mimpi.
Ia mengabarkan bahwa Menteri Agama, H. Munawir Syadzali, MA, menaruh simpati kepada saya dan berkenan memberangkatkan kami suami istri untuk menjalani ibadah umrah. Subhanallah, alangkah Akbarnya Engkau, alangkah luas kasih sayang Engkau. Sungguh saya tidak mampu menggoreskan pena atau menggerakkan lidah guna menggambarkan kegembiraan dan kebahagiaan saya.
Tidak bisa lain yang menggugah hati Menteri Agama, pasti Allah Yang Maha Kuasa. Tanpa kehendak-Nya mana mungkin seorang menteri memperhatikan seorang warga desa terpencil di Kalimantan Tengah ini, padahal kegiatannya selaku menteri tidak kepalang sibuknya. Saya dan istri langsung sujud syukur di hadapan Allah SWT. Kamipun berangkat ketanah suci tahun 1991.
Akhirnya, kami kesampaian mewujudkan pemandangan dalam mimpi dengan melaksanakan thawaf mengelilingi Ka??bah, menunaikan sa??i antara bukit Shafa dan Marwah, serta berziarah ke makam Nabi Muhammad saw.
Agaknya doa kami di tempat-tempat mustajab di Makkah dan Madinah mulai dikabulkan-Nya. Sekembalinya dari tanah suci ada seorang hartawan yang tidak ingin disebut namanya, mewakafkan sebidang tanah kepada saya.
Saya berniat menghabiskan sisa umur saya untuk menebus dosa-dosa pada masa silam tatkala lima belas tahun lamanya saya bekerja keras memurtadkan umat Islam dan merayu banyak orang agar mengikuti keyakinan saya kala itu. Ihdinashshirathal mustaqim.
Sumber : Seperti dituturkan M. Taufik kepada Musthafa
Di kutip dari Majalah Sabili, dengan diedit untuk penyesuaian halaman
Selajutnya......
Menyisir Kristenisasi di Selatan Jawa
al-islahonline.com : Selatan Jawa diterjang Kristenisasi. Modusnya, mulai dari pembagian sembako sampai jalur pendidikan. Ironisnya, aparat berwenang seakan tutup mata. Umat Islam harus lebih waspada.
Begitu mendengar istilah Kristenisasi, Anda mungkin menganggapnya biasa. Bahkan, mungkin ada yang menilai usaha pendangkalan akidah umat ini sebagai persoalan kecil. Lebih kecil ketimbang urusan politik, ekonomi dan sosial lainnya. Dengan kata lain, tidak penting untuk dibicarakan.
Bisa jadi, anggapan dilatari oleh dua hal. Pertama , maraknya Kristenisasi di Nusantara. Berdasarkan laporan Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan (FAKTA), dalam sepuluh tahun terakhir ini, kasus-kasus pengikisan akidah umat makin menggeliat di berbagai daerah di Indonesia, seperti di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Irian Jaya dan lainnya.
Hampir setiap hari, umat Islam menerima laporan kasus Kristenisasi. Karena seringnya mendengar kasus itu, boleh jadi, respon umat terhadap Kristenisasi jadi “biasa-biasa” saja. Bukankah, sesuatu yang awalnya istimewa, tapi karena sering disebut jadi biasa.
Kedua , peran media dalam memberitakan kasus Kristenisasi yang relatif minim. Misalnya, pemberitaan kasus “penculikan” anak-anak Aceh pasca tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dua tahun silam sempat mencuat. Namun tidak punya tindak lanjut lagi.
Karenanya, kami mengangkat topik ini dengan dua tujuan: advokasi kepentingan terhadap umat sekaligus sarana mengingatkan umat agar selalu waspada terhadap segala gerakan yang berusaha merusak keimanan mereka.
Kali ini, kami berusaha menyisir gerakan pendangkalan akidah kaum Muslimin di sepanjang wilayah Pantai Selatan Jawa, dari Jawa Timur hingga Jawa Barat. Menilik luasnya wilayah Pantai Selatan Jawa itu, liputannya dibagi dalam dua wilayah garapan Jawa Timur-Jawa Tengah dan Jawa Barat. Selama beberapa hari, wartawan Sabili menyisir secara acak wilayah Lumajang, Blitar, Bantul (Yogyakarta) dan Kebumen. Sementara itu, kontributor Sabili di Bandung diminta untuk melacak jejak Kristenisasi di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya.
Hasilnya? Gerakan Kristenisasi menggeliat dengan segala cara. Mulai dari cara-cara konvensional, seperti pemberian sembako dan dana, sampai cara-cara baru seperti lewat jalur pendidikan. Pengikisan akidah umat juga dilakukan dengan cara-cara keji, seperti dipacari, dihamili, dinikahi kemudian dimurtadkan. Bahkan, mereka tidak segan-segan melabrak aturan yang ada agar tujuannya tercapai.
Di Tempursari, Lumajang, Jawa Timur, misalnya. Selain melalui renovasi gereja besar-besaran, Kristenisasi dilakukan melalui jalur pendidikan dengan menguasai pucuk pimpinan sekolah dari SD hingga SMU. Untuk tujuan Kristenisasi tersebut, sejumlah sekolah Kristen bahkan memberikan biaya gratis kepada anak-anak Muslim yang mendaftar ke sekolah tersebut.
Kristenisasi juga marak di Blitar, Jawa Timur. Secara terang-terangan, kaum Kristen menyulap sejumlah gedung serba guna sebagai tempat kebaktian. Mereka juga giat mendirikan “gereja liar” di perkampungan-perkampungan Muslim, meskipun warga setempat menentangnya.
Bahkan, karena kegigihannya, mereka berhasil mengganti agama mayoritas warga Kecamatan Ndoko, kira-kira 30 km dari Blitar, daerah di timur Kecamatan Wlingi menjadi mayoritas Kristen. Warga Muslim yang pada tahun 1970-an berjumlah 90%, kini hanya tinggal 20%.
Gelombang Kristenisasi tak hanya menenjang Lumajang dan Blitar. Yogyakarta juga mengalami hal serupa. Di sini, kaum Salibis memanfaatkan bencana alam sebagai pintu masuk Kristenisasi. Di Piyungan, Bantul, misalnya, meski penganut Kristen hanya 5 KK, tapi mereka telah berhasil membangun gereja besar senilai Rp 250 juta.
Kristenisasi juga menyerang masyarakat Jawa Barat. Secara rutin, kaum Salibis mendatangi warga dan mengajak mereka masuk Kristen. Sasarannya adalah daerah-daerah terpencil yang minus pemahaman agamanya, seperti di Cikoneng, Cikembulan, Palangon, Ciranjang dan Lembah Karamel di Cianjur.
Anehnya, meski gerakan Kristenisasi seakan tampak di depan mata, tapi aparat berwenang seolah tutup mata. Laporan warga soal maraknya Kristenisasi, tidak digubris. Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Aparat sama sekali tidak menindak kaum Salibis yang menjalankan Kristenisasi dengan cara-cara ilegal. Jika itu terus berlanjut, dikhawatirkan masyarakat menempuh jalan anarkis. Pilihan yang tak diinginkan siapa pun. (sabili)
Selajutnya......
Aksi Kristenisasi terhadap Warga Minang Kian Terorganisasi
Aksi misionaris dengan tujuan utama mengkristenkan di Minang semakin terorganisasi dan nekat Padang-RoL--Wakil Ketua DPRD Sumatera Barat, H Masfar Rasyid SH, mengungkapkan dugaan aksi misionaris dengan tujuan utama mengkristenkan warga Minang di berbagai daerah kini sudah semakin terorganisasi.
"Organisasi misionaris ini semakin terorganisir dan sasaran mereka adalah mengkristenkan warga Minang di seluruh Indonesia dan Malaysia," katanya kepada wartawan pada pertemuan Evaluasi Program Gerakan Kembali ke Surau, di Padang, Kamis.
Disebutkan, pekan lalu pihaknya menerima laporan dari M Cholil Bari Djambek, salah seorang perantauan Minang di Jakarta, bahwa aksi misionaris dengan tujuan mengkristenkan warga Minang yang nota bene beragama Islam sudah semakin menjadi-jadi.
Menurut laporan itu, sebuah kelompok yang berdiri pada 1997 telah berhasil mengkristenkan seribu warga Minang di seluruh Indonesia dan Malaysia.
Kelompok misionaris yang juga memiliki majalah, stasiun televisi dan radio, serta Alquran berbahasa Minang itu, menurut Masfar Rasyid, dilaporkan berkedudukan di Philipina dengan jaringan yang tersebar di Indonesia dan Malaysia.
"Kelompok misionaris ini menilai program mereka berjalan lamban karena hanya mampu mengkristenkan seribu orang dalam lima tahun. Karenanya, menurut informasi yang kita terima, mereka pun kini bahkan sudah masuk ke Sumbar agar program kristenisasi itu bisa berjalan lebih cepat," ujarnya.
Masfar sendiri mengaku telah menyebarluaskan informasi tersebut kepada sejumlah organisasi Islam di daerah itu dan mengingatkan agar kewaspadaan terus ditingkatkan.
Tentang keberadaan kelompok itu di Sumbar, Masfar mengatakan bisa merasakannya. Namun demikian, ia mengaku sulit menyimpulkan atau membuktikan keberadaannya.
"Kita telah mencoba menelusuri ke berbagai pihak di sini. Kristen itu sendiri memiliki banyak sekte, di mana setiap kita tanya mereka selalu mengelak dan satu sekte akan menunjuk sekte lain sebagai kelompok misionaris itu, dan bukan mereka," jelasnya.
Tentang upaya-upaya yang akan dilakukan guna menghambat kegiatan kristenisasi tersebut, Masfar mengatakan, pihaknya terus menggalang kekuatan dan kebersamaan dengan organisasi-organisasi Islam yang ada.
"Tujuan utama kita adalah untuk bersama-sama mengingatkan umat bahwa saat ini tengah berkeliaran kelompok-kelompok misionaris, yang dengan iming-iming materi akan membujuk dan merayu umat agar mengikuti ajaran mereka," katanya.
Menurut dia, jurus yang paling jitu untuk menghambat aksi misionaris hanya dengan membentengi umat dengan akidah yang terus diperkuat. "Jika akidah dan keimanan kuat, insya'Allah mereka tidak akan berhasil membujuk umat agar berpindah agama," kata Masfar Rasyid. (Antara/pra)
Sumber: Republika (Kamis, 26/9/02)
Selajutnya......
Kristenisasi Melalui Jalur Pemerkosaan Gadis-Gadis Muslimah
Selama puluhan tahun kaum muslimin Indonesia boleh berbangga hati dengan
julukan “komunitas muslim terbesar di dunia” yang disandangnya.
Berdasarkan Survey Antar Sensus (Supas) yang diiakukan oleh Biro Pusat
Statistik (BPS) tahun 1990, tercatat bahwa dari 200 juta jiwa, prosentase umat Islam mencapai 87,3 persen (dibulatkan menjadi 90 persen) . Sementara umat Kristen Protestan hanya 6 persen, umat
Katolik 3,6 persen, Hindu 1,8 persen, Budha 1 persen dan agama lain 0,3
persen.
Sebagai dai, kita tidak boleh silau mata dengan besarnya angka-angka
mayoritas di atas. Apalagi, data-data terkini, mencatat bahwa jumlah umat
Islam anjlok drastis dari 90 persen menjadi 75 persen (tabloid SIAR edisi
No. 43, 18-24 Nopember 1999 hal. 14).
Terllepas dari validitas dan akurasi data di atas, perlu dicermati pula
hasil temuan Litbang Departemen Agama, bahwa panyebab penurunan populasi
umat Islam nusantara itu ada dua hal:
Injil
Injil
Pertama, Keberhasilan program KB yang dilakukan dengan gencar kepada kaum
muslimin, sementara kepada umat non Islam, program KB tidak pernah
didengungkan, nyaris tak terdengar. Dengan demikian, program KB
mengakibatkan pertumbuhan populasi umat Kristen ja uh lebih cepat
dibandingkan dengan pertumbuhan populasi umat Islam.
Kedua, Keberhasilan program Kristenisasi yang dilakukan dangan gencar,
semakin hari semakin canggih dan tidak mengindahkan kode efik penyiaran
agama.
Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa penyimpangan-penyimpangan
penyiaran agama sering kali dipakai para missionaris untuk menyebarkan
Injil dan kekristenan di nusantara, antara lain:
Pembangunan Gereja di lingkungan masyarakat Mayoritas Muslim
Di tengah-tengah warga mayoritas muslim, pihak Salib melanggar SKB menteri
dengan membangun gereja yang megah. Untuk mengisi dan meramaikan gereja
pada saat kebaktian, didatangkanlah jemaat Kristen dari tempat lain yang
berjauhan. Dengan demikian, syiar m ereka berlahan-lahan menarik simpati
warga yang lemah iman.
Kasus yang terbaru adalah terusiknya ketenangan warga Depok dengan
kehadiran GPIB Shalom, akhirnya membuahkan penanganan ilegal. Sebagai kado
pada ulang tahunnya yang ke-31, CPIB Depok yang agresif itu dibakar warga.
Sejak awalnya, pendirian gereja itu selalu ditentang warga sekita dengan
alasan karena lokasi itu mayoritas Islam. Sedangkan keluarga Kristen hanya
beberapa gelintir orang saja. Dengan sikap nekadnya, maka pihak Kristen
mendirikan GPIB Shalom, tepatnya d i Jl. Kembang Lio Boji, Depok, Bogor,
Jawa Barat. Cara pendiriannya pun ditempuh melalui lobi-lobi licik.
Setelah gareja itu berdiri megah, maka untuk mengisinya didatangkan
orang-orang Kristen dari tempat lain yang berjauhan. Setiap Minggu,
kegiatan gereja tidak pernah sepi oleh orang-orang Kristen impor. Dengan
syiar Kristen ini, maka beberapa keluarga musl im yang amblas iman
Islamnya, murtad menjadi Kristen, mempertuhankan Yesus.
Namun, umat Kristen yang cuma segelintir itu semakin berani. Dengan
semboyan maju tak gentar, ultimatum serius itu dianggapnya sebagai gertak
sambal yang tidak menakutkan. Akhirnya, ultimatum warga menjadi kenyataan.
Setelah sekian lama memberikan toleran si sambil menahan emosi, maka pada
hari Selasa, 2 Nopember 1999 dini hari, GPIB Shalom Depok diamuk masa,
dirusak dan dibakar habis. Kesabaran manusia ada batasnya.
Kristenisasi kepada Pasien Muslim
Di beberapa rumah sakit, misalnya di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo
Jakarta, kepada pasien muslim dibagi-bagikan leaflet (brosur) tentang
penghiburan dan penyembuhan Yesus Kristus kepada orang-orang sakit. Di
rumah sakit Advent Bandung, pasien muslim diajak berdoa berdama oleh
rohaniawan rumah sakit dengan tata cara peribadatan Kristen.
Kristenisasi melalui jalur Pemerkosaan Gadis-Gadis Muslimah
Khairiyah Anniswah alias Wawah, siswi MAN Padang, setelah diculik dan dijebak oleh
aktivis Kristen, diberi minuman perangsang lalu diperkosa. Setelah tidak
berdaya, dia dibaptis dan dikristenkan.
Kasus serupa menimpa Linda, siswi SPK Aisyah Padang. Setelah diculik dan
disekap oleh komplotan aktivis Kristen, dia diperlakukan secara tidak
manusiawi dengan teror kejiwaan supaya murtad ke Kristen dan menyembah
Yesus Kristus.
Di Bekasi, modus pemerkosaan dilakukan lebih jahat lagi. Seorang pemuda
Kristen berpura-pura masuk Islam lalu menikahi seorang gadis muslimah yang
salehah. Setelah menikah, mereka mengadakan hubungan suami isteri. Adegan
ranjang yang telah direncanakan, i tu foto oleh kawan pemuda Kristen
tersebut. Setelah foto dicetak, kepada muslimah tersebut disodorkan dua
pilihan: “Tetap Islam atau Pindah ke Kristen?”. Ka!au tidak pindah ke
Kristen, maka foto-foto talanjang muslimah tersebut akan disebarluaskan.
Karena tidak kuat mental, maka dengan hati berontak muslimah tersebut dibaptis
dongan sangat-sangat terpaksa sekali, untuk menghindari aib.
Di Cipayung Jakarta Tirnur, seorang gadis muslimah yang taat dan
shalehahterpaksa kabur dari rumahnya. Masuk Kristen mengikuti pemuda
gereja yang berhasil menjebaknya dengan tindakan pemerkosaan dan obat-obat
terlarang. Kristenisasi melalui penyebaran Narkoba.
Di desa Langensari, Lembang, Bandung, Yayasan Sekolah Tinggi Theologi
(STT) Doulos meyebarkan Kristen dengan cara merusak moral terlebih dahulu.
Di sana, para pemuda usia 15 tahunan dicekoki minuman keras dan obat-obat
terlarang sampai kecanduan berat. Se telah kecanduan, para pemuda harapan
bangsa itu dimasukkan ke panti rehabilitasi Doulos untuk disembuhkan
sambil dicekoki Injil supaya murtad dari Islam. (Republik, 10 dan 12 April
1999).
Kristenisasi melalui Kesaksian-Kesaksian Palsu via Mantan Muslim
(murtadin) Tahun 1974
GPIB Maranatha Surabaya digegerkan oleh kasus
pelecehan agama oleh Pendeta Kernas Abubakar Masyhur Yusuf Roni. Dalam
ceramahnya, sang pendeta itu mengaku ngaku sebagai mantan kiyai, alumnus
Universitas Islarn Badung dan pernah menjadi juri MTQ
Internasional. Dia tafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an secara sangat ngawur.
Kaset rekaman ceramah tersebut kemudian diedarkan secara luas kepada umat
Islam.
Setelah diusut tuntas, ternyata pengakuan pendeta itu hanyalah bohong
belaka Yusuf Roni teryata tidak bisa baca Al-Qur’an. Dengan kebohongannya
itu, Pendeta Pembohong Yusuf Roni diganjar penjara 7 tahun di Kalisosok,
Surabaya.
Ketika orang sudah banyak melupakan kasus pelecehan Yusuf Roni, di Jakarta
muncul pelecehan plus seribu dusta yang baru. Seseorang yang menamakan
dirinya Pendeta Hagai Ahmad Maulana mengaku sebagai putra kandung
kesayangan KH. Kosim Nurzeha. Ceramahnya d i gereja pun beredar luas di
kalangan masyarakat. Setelah diselidiki, terkuaklah kebohongan besar
pendeta Hagai Ahmad Maulana. Sebab belum pernah istri KH. Kosim Nurzeha
melahirkan Ahmad Maulana.
Di Padang, trik yang sama dipakai untuk menggoyang akidah umat. Seseorang
yang menamakan dirinya Pendeta Willy Abdul Wadud Karim Amrullah, namanya
menjadi naik daun di dunia pemurtadan Kristenisasi, setelah mangaku adik
kandung ulama besar pakar tafsir, Y ang Mulia Almarhum Buya Hamka.
Orang awam banyak yang percaya tanpa cek dan ricek. Langsung yakin begitu
saja dengan pengakuan bahwa adik kandung Buya Hamka itu sudah murtad ke
Kristen.
Setelah diselidiki, ternyata pengakuan itu adalah kebohongan yang sangat
besar. Salah seorang putra Buya Hamka menyatakan bahwa sepanjang hayatnya,
dia tidak pernah punya paman yang namanya Willy Abdul Wadud Karim
Amarullah.
Di Cirebon, murtadin Danu Kholil Dinata Ev. Danu Kholil Dinata alias
Theofilus Daniel alis Amin Al Barokah, mengaku sebagai sarjana agama
Islam, yang pindah menjadi pemeluk Kristen setelah mempelajari Nabi Isa
versi Islam di STAI Cirebon. Setelah dilacak,
ternyata ijazah sarjana yang dipakai untuk kesaksian adalah PALSU.
Para murtadin pembohong lainnya adalah Drs. H. A. Poernomo Winangun alias
Drs. H. Amos, Ev Hj. Christina Fatimah alias Tin Rustini (nama asli
dikampung Sutini alias Bu Nonot, Pdt. Rudy Muhammad Nurdin, Pdt. M.
Mathius, Pdt. Akmal Sani, Niang Dewi Ratu Epo n Irma F. Intan Duana Paken
Nata Sastranagara (Ev. Ivone Felicia IDp.). Mengaku telah mengkristenkan
60 kiyai Banden, dll. Kristenisasi berkedok sosial di desa-desa turpencil.
Kristenisasi dilancarkan kepada orang-orang miskin sambil menawarkan
makanan (berisi, mie, gula, dll.) secara gratis, obat-obatan, pakaian
bekas, alat-alat pertanian (bibit, pupuk, obat pembunuh serangga), dll.
Setelah orang desa merasakan manfaatnya, maka barulah para misi menyatakan
maksud yang sebenarnya, bahwa mereka itu sebagai pelayan dari Yesus
Kristus. Dan bantuan yang mereka nikmati itu adalah dari Yesus. Maka, mana
yang lebih baik, Islam atau Kristen? Selanjutnya, masyarakat desa
dibaptis. Bagi yang tidak mau masuk Kristen maka dimulailah misi untuk
menggoda iman untuk melemahkan ajaran Islam.
Kristenisasi berkedok Islam, yaitu Memurtadkan Akidah Umat dengan Strategi
‘Srigala Berbulu Domba’.
Dengan memakai idiom-idiom keislaman dalam tata cara peribadatan serta
menerbitkan buku-buku dan brosur (leaflet) berwajah Islam, tapi isinya
memutarbalikan ayat-ayat Al Our’an dan Hadits, untuk mendangkalkan akidah.
Dipermainkannya ayat-ayat ilahi untuk meleceh Islam demi untuk menjunjung
tinggi kekristenan. Tujuan akhirnya, agar kaum muslimin meragukan ajaran
Islam lalu pindah ke Kristen
Dengan Gerakan pemurtadan kristiani yang dikemas dalam wajah Islam,
persoalan dakwah Islamiyah semakin berat. Agresivitas misi Kristen sudah
memasuki tingkat berbahaya. Kaum awam sulit membedakan keislaman dan
kekristenan, sehingga mudah dikaburkan akidah nya.
Bentuk-bentut Kristenisasi yang dikemas dalam wajah Islam, antara lain:
Dengan meniru kebiasaan umat Islam dalam bangunan dan tata cara ritual.
GPIB Padang memakai lambang-lambang Minang dalam bangunan Gereja untuk
merayu orang Minang agar tertarik kepada Kristen.
Di beberapa desa di Yogyakarta, misi Kristen meniru adat kebiasaan umat
Islam, seperti tahlilan, pakai kopiah yang biasa dipakai oleh umat Islam,
mengucapkan salam `Assalamu’alaikum’, dll.
Shalat 7 waktu dengan pakai peci, sajadah, tiwalul Injil dan qasidah versi
Kristen yang dilakukan oleh Kristen sekte Ortodox Syria. Buku-buku yang
diterbitkan antara lain. Kitabus Sholawat as Sab’u, Almasih Juru
Selamatku, Muslim Sahabatku, La ilaha illal lahu, Tauhid dalam perspektif
Gereja Ortodox Syiria, dll.
Melalui berbagai penerbitan Kristenisasi Berkedok Islam
Ada dua target yang ingin dicapai oleh missi dengan penerbitan buku-buku
berwajah Islam.
Pertama, target ke dalam, untuk memantapkan ajaran Kristen. Seoiah-olah
ajaran Kristenlah yang paling benar.
Kedua, target ke luar, untuk mengelabuhi umat Islam yang masih dangkal
pemahamannya, agar mau membaca lalu meyakini doktrin agama Kristan. Ini
sangat ditekankan mereka, sebab mereka melihat bahwa umat Islam awam tidak
sudi membaca buku-buku yang berwajah Kristen.
Daftar berbagai penerbitan kristenisasi berkedok Islam yang ketahuan,
antara lain:
Buku karya Drs. A. Poernarna Winangun: Upacara lbadah Haji, Ayat-ayat Al
Qur’an Yang Menyelamatkan, Isa Alaihis Salam Dalam Pandangan Islam, dan
Riwayat Singkat Putaka Peninggalan Nabi Muhammad saw.
Buku Kristus dan Kristen di Dalam Al-Qur’an (Al Masih Wal Masihiyun Fil
Quur’an) karya Drs. Amin Al Barokah alias Danu Kholil Dinata.
Buku Karya mendiang Hamran Ambrie: Allah Sudah Pilihkan Saya Kasih Buat
Hidup Baru Dalam Yesus Kristus, Keilahian Yesus Kristus dan Allah
tritunggal Yang Esa, Dengan Kasih Kita Jawab, Jawaban Atas Buku Bible
Qur’an dan Science, Dialog Tertulis Islam-Krist en, Surat bari Mesir, Siap
Sedia Menjawab Tantangan Benteng Islam, Sebuah Memori Yang Tak Terlupakan,
dll.
Terbitan Yayasan Jalan Al Rachrnat: Sejarah Naskah Al Qur’an dan Alkitab,
oleh John Gilchrist; Sulitkah Menjadi Orang Kristen, oleh Abdul Masih;
Siapakah Kristus Selayaknya Menurut Anda, oleh Abdul Masih; Sudah
Kutemukan, oleh Iskandar Jadeed; Benarkah Al kitab Dipalsukan, oleh
Iskandar Jadeed; Injil Barnabas Suatu Kesaksian Palsu, oleh Iskandar
Jadeed; Kesempurnaan Taurat dan Injil, oleh Iskandar Jadeed; Bagaimana
Supaya Dosa Diampuni, oleh Iskandar Jadeed; Bagaimana Kita Berdoa, oleh
Iskandar Jadeed; Kri stus Menurut Islam dan Kristen, oleh John Gilchrist,
Benarkah Nabi Isa Disalib, oleh John Gilchrist; Allah Itu Esa di Dalam
Tritungga! Yang Kudus, oleh Zachariah Butrus; Selidikilah, Anda Pasti
Selamat, oleh Sultan Muhammad Paul.
Terbitan Yayasan Christian Centre Nehemia: Kerudung Yang Dikoyak, oleh
Gulshan Ester; Seorang Gadis Kristen Mempertanggungjawabkan Imannya, oleh
Nita; Apakah Al Qur’an Benar-benar Wahyu Allah, oleh Ev. J. Litik;
Kebenaran Firman Allah, oleh Pdt. M. Matheu s; Lima Alasan Pokok Tentang
Isi Al Qur’an Yang Menyebabkan Saya Beralih Dari Islam ke Kristen, oleh
Ev. J. Litik; dll.
Karya Pdt. R. Muhammad Nurdin: Ayat-Ayat Penting Di Dalam Al-Qur’an,
Keselamatan Di Dalam Islam, Selamat Natal Menurut Al Qur’an, Kebenaran
Yang Benar (As Shodiqul Mashduuq), Rahasia Allah Yang Paling Besar (As
Sirrullahil Akbar), Telah Kutemukan Rahasia Allah Yang Paling Besar, Ya
Allah Ya Ruhul Qudus Aku Selamat Dunia dan Akhirat, Wahyu Tentang Neraka,
Wahyu Keselamatan Allah, dan lain-lain.
Kaligrafi dan Kalender tulisan Arab yang Berisikan Ayat-Ayat Injil Tentang
Ketuhanan Yesus
Brosur-brosur: Brosur Dakwah Ukhuwah, Brosur Shirathal Mustaqim, Brosur
Jalan Al Rachmat, dll.
Kaset: Kaset tilawatul Injil, Dzat dan Sirat Allah (ceramah Pendeta Kemas
Abubakar Mashur Yusuf Roni), Kesaksian murtadin Muhammad Imran, Kesaksian
murtadin Ikhwan Luqman, Kesaksian murtadin Pdt. Akmaal Sani, Kesaksian
murtadin Lies Saodah, Kesaksian murt adin Hagai Ahmad Maulana yang
mengaku-ngaku putera KH. Kosim Nurzeha, dan lain-lain.
Selajutnya......
